Sabtu, 05 Oktober 2013

Jalan Tengah Kenaikan BBM





















Siklus 14 Tahunan





 

Berawal dari mimpi maharaja Mesir sebagaimana yang tercantum dalam QS (12:43),

“Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi yang gemuk dimakan oleh tujuh sapi betina yang kurus; tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang kering. Wahai orang yang terkemuka!  Terangkanlah kepadaku tentang takwil mimpiku itu jika kamu dapat menakwilkan mimpi.”
Tak ada seorangpun dari pembantu raja atau para menteri yang mampu menjelaskannya. Dan ada seorang yang berbakat menerangkan dengan rinci maksud dari mimpi tersebut, QS (12: 47-49)
“Dia berkata,”Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan ditangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan.
Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan.
Setelah itu akan datang tahun, dimana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras (anggur).”
Dari keterangan tersebut ada 3 masa yang perlu digarisbawahi, yaitu masa keemasan, masa stabil  dan masa krisis. Dan memiliki siklus 14 tahunan. Fase-fase dimana Negara kita mengalami krisis mata uang: 
1.   Periode 6 Maret 1946 sampai 23 Oktober 1949. Dimana pada tahun 1946, satu rupiah Jepang disamakan dengan 3 sen uang NICA. Dan 1949, nilai 100 rupiah sama dengan satu rupiah ORI yang berlaku diluar Jawa dan Madura.
2.    Periode 1964 sampai 13 Desember 1965. Satu US $ sama dengan 200 rupiah. Sebelumnya 1 US $ = 45 rupiah, dan akhir tahun 1965 seribu rupiah sama dengan satu rupiah uang baru. Selisih periode pertama dengan kedua, yaitu 1964-1949 = 15 tahun. Atau satu tahun lebih dari siklus 14 tahunan.
3.    Periode 1978 sampai 29 Maret 1983. Tahun 1978 terkenal dengan sebutan Kenop 15, dimana 1 US $ = Rp 625. Harga-harga terus melonjak. Dan tahun 1983, 1 US $ = Rp 970 dari sebelumnya Rp 700. Selisih periode kedua dan ketiga yaitu 1978 – 1965 = 13 tahun. Atau satu tahun lebih cepat dari siklus 14 tahunan.
4.    Periode 1997 sampai 1998. Nilai 1 US $ = 17.200 pada April 1998 yang sebelumnya 1 US $ = Rp 2.300.  Selisih periode ketiga dan keempat, yaitu 1997 – 1983 = 14 tahun. Tepat atau sesuai dengan siklus 14 tahunan.
Prediksi periode selanjutnya adalah 1998 + 14 =2012. Sekarang sudah tahun 2013 atau lebih satu tahun dari siklus 14 tahunan.
Bagaimana dengan kondisi mata uang rupiah sekarang? Sesudah tiga hari dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 2013, rupiah mengalami penurunan sampai Rp10.600. Padahal tahun-tahun sebelumnya nilai tukar dikisaran Rp 9.000 terhadap US dollar. Apakah ini sesuai dengan tanda-tanda krisis ekonomi untuk selanjutnya?