Berawal dari mimpi maharaja Mesir sebagaimana yang tercantum dalam QS (12:43),
“Sesungguhnya
aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi yang gemuk dimakan oleh tujuh sapi betina
yang kurus; tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang
kering. Wahai orang yang terkemuka!
Terangkanlah kepadaku tentang takwil mimpiku itu jika kamu dapat
menakwilkan mimpi.”
Tak ada
seorangpun dari pembantu raja atau para menteri yang mampu menjelaskannya. Dan
ada seorang yang berbakat menerangkan dengan rinci maksud dari mimpi tersebut,
QS (12: 47-49)
“Dia berkata,”Agar
kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian
apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan ditangkainya kecuali sedikit untuk
kamu makan.
Kemudian setelah
itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang
kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit
gandum) yang kamu simpan.
Setelah itu
akan datang tahun, dimana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu
mereka memeras (anggur).”
Dari
keterangan tersebut ada 3 masa yang perlu digarisbawahi, yaitu masa keemasan,
masa stabil dan masa krisis. Dan
memiliki siklus 14 tahunan. Fase-fase dimana Negara kita mengalami krisis mata
uang:
1. Periode 6 Maret 1946 sampai 23
Oktober 1949. Dimana pada tahun 1946, satu rupiah Jepang disamakan dengan 3 sen
uang NICA. Dan 1949, nilai 100 rupiah sama dengan satu rupiah ORI yang berlaku
diluar Jawa dan Madura.
2. Periode 1964 sampai 13 Desember 1965.
Satu US $ sama dengan 200 rupiah. Sebelumnya 1 US $ = 45 rupiah, dan akhir
tahun 1965 seribu rupiah sama dengan satu rupiah uang baru. Selisih periode
pertama dengan kedua, yaitu 1964-1949 = 15 tahun. Atau satu tahun lebih dari
siklus 14 tahunan.
3. Periode 1978 sampai 29 Maret 1983. Tahun
1978 terkenal dengan sebutan Kenop 15, dimana 1 US $ = Rp 625. Harga-harga
terus melonjak. Dan tahun 1983, 1 US $ = Rp 970 dari sebelumnya Rp 700. Selisih
periode kedua dan ketiga yaitu 1978 – 1965 = 13 tahun. Atau satu tahun lebih
cepat dari siklus 14 tahunan.
4. Periode 1997 sampai 1998. Nilai 1 US
$ = 17.200 pada April 1998 yang sebelumnya 1 US $ = Rp 2.300. Selisih periode ketiga dan keempat, yaitu
1997 – 1983 = 14 tahun. Tepat atau sesuai dengan siklus 14 tahunan.
Prediksi periode selanjutnya adalah 1998 + 14 =2012. Sekarang
sudah tahun 2013 atau lebih satu tahun dari siklus 14 tahunan.
Bagaimana dengan kondisi mata uang rupiah sekarang? Sesudah
tiga hari dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 2013, rupiah mengalami
penurunan sampai Rp10.600. Padahal tahun-tahun sebelumnya nilai tukar dikisaran
Rp 9.000 terhadap US dollar. Apakah ini sesuai dengan tanda-tanda krisis
ekonomi untuk selanjutnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar